Penemuan Benda Kuno di Siak: Menyingkap Jejak Peradaban Kesultanan Melayu
Siak, sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang terkenal sebagai pusat peradaban Melayu, kembali menarik perhatian publik setelah ditemukannya sejumlah benda kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Penemuan ini diduga berkaitan erat dengan masa kejayaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang pernah menjadi salah satu kerajaan paling berpengaruh di wilayah Sumatra bagian timur.
Benda-benda bersejarah tersebut ditemukan di kawasan sekitar Istana Siak, atau yang dikenal sebagai Istana Asserayah Hasyimiyah. Salah satu artefak yang mencuri perhatian adalah alat musik langka bernama “Komet”. Alat musik ini dibeli oleh Sultan Syarif Hasyim (Sultan Siak XI) dari Jerman pada tahun 1896. Yang membuatnya begitu istimewa, alat ini dipercaya hanya ada dua di dunia—dan yang tersimpan di Siak masih dalam kondisi berfungsi dengan baik.
Tak hanya itu, sebuah cermin kristal milik permaisuri turut ditemukan di dalam koleksi. Konon, cermin ini didatangkan langsung dari Eropa dan dipercaya membawa keberuntungan serta memperpanjang kecantikan bagi siapa pun yang bercermin di dalamnya. Cermin ini menjadi simbol kemewahan istana di masa lampau sekaligus memperlihatkan pengaruh budaya asing yang masuk melalui hubungan diplomatik Kesultanan Siak dengan dunia luar.
Penemuan lain yang tidak kalah menarik adalah sepatu tenun berwarna emas dengan tulisan “Heel Weltevreden Bandoeng” di bagian dalamnya, yang menunjukkan bahwa pengaruh dari wilayah Jawa pun hadir di dalam lingkup kerajaan. Ada pula kursi singgasana berwarna keemasan lengkap dengan lambang kebesaran Kesultanan Siak yang menunjukkan betapa megahnya kehidupan istana pada zamannya.
Salah satu artefak paling misterius adalah sebuah brankas besi tua yang belum berhasil dibuka hingga kini. Isinya masih menjadi tanda tanya besar. Para peneliti dan sejarawan berharap, apabila berhasil dibuka, brankas ini bisa mengungkap dokumen penting atau harta kerajaan yang selama ini terlupakan.
Penemuan benda-benda ini menjadi bukti otentik tingginya peradaban dan hubungan diplomatik Kesultanan Siak dengan bangsa-bangsa asing, terutama dari Eropa. Selain itu, artefak tersebut memperkuat posisi Siak sebagai salah satu pusat sejarah dan budaya Melayu yang masih hidup hingga kini.
Pemerintah daerah dan pihak museum setempat berencana untuk melakukan konservasi lebih lanjut serta menambah fasilitas pameran agar masyarakat, khususnya generasi muda, bisa lebih memahami warisan budaya yang sangat berharga ini.
Leave a Reply